Minggu, 15 Januari 2017

TUGAS IBD 4


   MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR 4
TEMA : MANUSIA & KEADILAN

                                                                                                                       













Disusun oleh :
Kelompok VIII
   Ari Setiawan                            (11216038)
  Innes Sari Iswandini                (13216533)
  Muhammad Reza Syahputra   (15216049)
 
KELAS 1EA31
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAGEMENT
Mata Kuliah  - Ilmu Budaya Dasar
Dosen – Bapak Ari

 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai pendahuluan, Makalah ini dibuat untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan keadilan dalam kehidupan masyarakat. Kami menyusun makalah ini bersifat universal yang membahas secara luas dan dalam pandangan umum. Karena pada dasarnya dalam unsur hidup manusia harus ada keadilan untuk menentukan antara kebenaran dan kebohongan/kecurangan.
Diharapkan dengan adanya makalah kami dapat membantu dalam pembahasan dan pandangan mengenai hubungan Manusia dan Keadilan

                                                                                           14 Januari 2017



                                                                                                Penyusun

2.1 Rumusan Masalah
A. Pengertian Keadilan
B. Makna Keadilan
C. Contoh-contoh keadilan
D. Pengertian keadilan sesuai sila ke – 5 Pancasila
E. Macam-macam keadilan
F. Pengertian Kejujuran
G. Hakikat Kejujuran
H. Pengertian kecurangan
I. Sebab-sebab orang berbuat Curang

3.1 Tujuan
1. Agar pembaca mngetahui keadilan yang sebenarnya
2. Agar pembaca dapat memahami semua unsur-unsur kejujuran
3. Agar pembaca tidak berbuat curang selama dalam hidupnya
4. Agar memberi tambahan manfaat kepada pembaca  


A.      PENGERTIAN
        Keadilan berasal dari istilah adil yang berasal dari bahasa Arab. Kata adil berarti tengah, adapun pengertian adil adalah memberikan apa saja sesuai dengan haknya.
B.      MAKNA KEADILAN
Keadilan berarti :
1. Tidak berat sebelah
2. Menempatkan sesuatu ditengah-tengah tidak memihak
3. Berpihak kepada yang benar,
4. Tidak sewenang-wenang.
      

         Keadilan juga memiliki pengertian lain yaitu suatu keadaan dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara memperoleh apa yang menjadi haknya sehingga dapat melaksanakan kewajibannya. Sedangkan Pengertian Keadilan Menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu hal yang tidak berat sebelah atau tidak memihak serta tidak sewenang-wenang. Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) kata adil berasal dari kata adil, adil mempunyai arti yaitu kejujuran, kelurusan, dan keikhlasan yang tidak berat sebelah. 




C.      CONTOH-CONTOH KEADILAN
  

1. Contohnya keadilan komunikatif adalah seseorang yang diberikan sanksi akibat pelanggaran yang dibuatnya tampa melihat jasa dan kedudukannya. 
2. Contoh keadilan distributif adalah seorang pekerja bangunan yang diberi gaji sesuai atas hasil yang telah dikerjakan. 
3. Contoh keadilan vindikatif adalah pengedar narkoba pantas dihukum dengan seberat-beratnya. 
4. Contoh keadilan kreatif adalah penyair diberikan kebebasan dalam menulis, bersyair tanpa interfensi atau tekanan apapun. 
5. Contoh keadilan protektif adalah Polisi wajib menjaga masyarakat dari para penjahat.





D. PENGERTIAN KEADILAN SOSIAL (MENURUT SILA KE-5)
Sila Kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia;      mengajak masyarakat aktif dalam memberikan sumbangan yang wajar sesuai dengan kemampuan dan kedudukan masing-masing kepada negara demi terwujudnya kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan lahir dan batin selengkap mungkin bagi seluruh rakyat. Manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan soial dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dalam rangka ini dikembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Untuk itu dikembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta menghormati hak-hak orang lain


E.      MACAM-MACAM KEADILAN
Macam-macam atau jenis-jenis keadilan menurut secara umum adalah sebagai berikut :
  • Keadilan Komunikatif (Iustitia Communicativa) : Pengertian keadilan komunikatif adalah perlakuan kepada seseorang tampa dengan melihat jasa-jasanya.
  • Keadilan Distributif (Iustitia Distributiva) : Pengertian keadilan distributif adalah perlakuan kepada seseorang sesuai dengan jasa-jasa yang telah dilakukan.
  • Keadilan Vindikatif (Iustitia Vindicativa) : Pengertian keadilan vindikatif adalah keadilan yang memberikan hukuman atau denda sesuai dengan pelanggaran atau kejatahannya.
  • Keadilan Kreatif (Iustitia Creativa) : Pengertian keadilan kreatif adalah keadilan yang memberikan masing-masing orang berdasarkan bagiannya yang berupa kebebasan untuk menciptakan kreativitas yang dimilikinya pada berbagai bidang kehidupan.
  • Keadilan Protektif (Iustitia Protektiva) : Pengertian keadilan protektif adalah keadilan dengan memberikan penjagaan atau perlindungan kepada pribadi-pribadi dari tindak sewenang-wenang oleh pihak lain.





F.      PENGERTIAN KEJUJURAN

Kejujuran adalah mengatakan sesuatu dengan sebenar-benarnya. Definisi yang lain dari kejujuran ialah berkata atau berbuat sesuatu dengan sebenar-benarnya, tidak ada unsur kebohongan atau manipulasi didalamnya. Kejujuran adakalanya dalam hal ucapan dan adakalanya dalam hal perbuatan.
Dalam hal ucapan misalnya ia senantiasa berkata jujur dalam berbicara. Dan dalam hal perbuatan misalnya dalam berdagang ia tidak pernah mengurangi timbangan ketika memberikan kembalian kepada orang buta, ia berikan sesuai dengan apa yang seharusnya diterima oleh orang buta tersebut, dan dalam hal perkantoran misalnya ia tidak pernah korupsi, ia selalu melaporkan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaannya sesuai dengan apa yang ada di lapangan.
              
Jika kita korelasikan antara kejujuran dan nilai-nilai kemenusiaan (Humanisme), maka sangatlah sesuai sekali, karena kejujuran adalah salah satu dari nilai-nilai kemanusiaan. Kita tahu bahwa sebelum datang nya agama Islam, keadaan masyarakat Arab pada waktu itumasih carut-marut, , misalnya saja pada waktu itu perempuan diperlakukan sewenang-wenang dan mengubur hidup-hidup bayi perempuan yang baru lahir. Baru ketika Islam datang, nilai-nilai kemanusiaan disana mulai ditata. Sehingga bentuk-bentuk kedzaliman dan ketidakadilan sedikit demi sedikit mulai dihilangkan.


G.     HAKIKAT KEJUJURAN

Hakikat kejujuran ialah mengatakan sesuatu dengan jujur di tempat (situasi) yang tidak ada sesuatu pun yang menjadi penyelamat, kecuali kedustaan. Secara psikologis, kejujuran akan mendatangkan ketenteraman jiwa. Sebaliknya, seseorang yang tidak jujur pasti tega melakukan perbuatan serta menutupi kebenaran.

Kedustaan dan ketidakjujuran akan selalu meresahkan masyarakat, yang pada gilirannnya akan mengancam stabilitas sosial. Ketidakjujuran selalu akan melahirkan pada ketidakadilan, disebabkan orang yang tidak jujur akan tega menginjak-injak keadilan demi keuntungan material pribadi atau golongannya saja.


Pribadi yang jujur merupakan roh kehidupan yang teramat fundamental karena setiap penyimpangan dari prinsip kejujuran pada hakikatnya akan berbenturan dengan suara hati nurani. Seperti contoh, para penyelenggara negara pada setiap aktivitas dalam rangka mela yani masyarakat tentunya tidak menanggalkan prinsip kejujuran.

H .    PENGERTIAN KECURANGAN

Kecurangan (fraud) dapat didefinisikan sebagai tindakan penipuan atau kekeliruan yang dibuat oleh seseorang atau badan yang mengetahui bahwa kekeliruan tersebut dapat mengakibatkan beberapa manfaat yang tidak baik kepada individu atau entitas atau pihak lain.

Jenis – jenis kecurangan:
1. Penyimpangan atas asset (Asset Misappropriation)
    Asset misappropriation meliputi penyalahgunaan/pencurian aset atau harta  perusahaan atau pihak lain yang paling mudah dideteksi karena sifatnya yang
 Tangible atau dapat diukur/dihitung


2. Pernyataan palsu atau salah pernyataan (Fraudulent Statement)
    Fraudulent statement meliputi tindakan yang dilakukan oleh pejabat atau eksekutif suatu perusahaan atau instansi pemerintah untuk menutupi kondisi keuangan yang sebenarnya dengan melakukan rekayasa keuangan
(financial engineering) dalam penyajian laporan keuangannya untuk memperoleh keuntungan atau mungkin dapat dianalogikan dengan istilah window dressing

3. Korupsi (Corruption)
    Jenis kecurangan ini yang paling sulit dideteksi karena menyangkut kerja sama dengan  pihak lain seperti suap dan korupsi di mana hal ini merupakan jenis yang terbanyak terjadi di negara-negara berkembang yang penegakan hukumnya lemah dan masih kurang kesadaran akan tata kelola yang baik sehingga faktor integritasnya masih dipertanyakan.
                            

I.       SEBAB-SEBAB ORANG BERBUAT CURANG

Perbuatan curang memang biasanya tidak muncul begitu saja. Ada banyak faktor dan pemicu seseorang melakukan perbuatan tersebut. Diantaranya:
1.     Lemahnya iman, sedikitnya rasa takut kepada Allah dan kurangnya kesadaran bahwa Allah senantiasa mengawasi dan menyaksikan setiap perbuatannya sekecil apa pun.
2.     Kebodohan sebagian orang tentang haramnya perbuatan curang, khususnya dalam bentuk-bentuk tertentu dan saat perbuatan tersebut sudah menjadi sistem ilegal dalam sebuah lembaga atau organisasi.
3.     Ketiadaan ikhlas (niat karena Allah) dalam melakukan aktifitas, baik dalam menuntut ilmu, berniaga dan yang lainnya.
4.     Ambisi mengumpulkan pundi-pundi harta kekayaan dengan berbagai macam cara. Yang penting untung besar, walaupun dengan menumpuk dosa-dosa yang kelak menuntut balas. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan datang kepada manusia suatu zaman dimana seseorang tidak lagi mempedulikan apa yang didapatkannya, dari yang halal atau dari yang haram.” (HR Bukhari)
5.     Lemahnya pengawasan orang-orang yang berwenang untuk melakukan pengawasan terhadap orang-orang yang berada di bawah tanggung jawabnya.
6.     Tidak adanya kesungguhan. Sebagian orang bermalas-malasan menyelesaikan tugas dan apa yang menjadi kewajibannya, saat semua itu harus ia pertanggungjawabkan, maka ia pun menutupinya dengan perbuatan curang. Seperti seorang murid yang malas belajar, saat datang masa ujian, ia pun berusaha berbuat curang agar bisa lulus ujian.
7.     Berteman dengan orang-orang yang suka berbuat curang dan selalu menuruti ajakan setan untuk berbuat curang.
8.     Lemahnya pendidikan yang ditanamkan sejak kecil di rumah atau di sekolah. Sering kali orang tua atau guru tidak memberi tindakan yang tegas saat anak atau muridnya berbuat curang, atau malah justru memberi contoh dengan melakukan kecurangan dihadapan anak atau murid di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA




Senin, 09 Januari 2017

TUGAS IBD 3

MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR 3
“KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI”
“PERUSAHAAN TOYOTA”
 










Disusun oleh :
Kelompok V
   Ari Setiawan                            (11216038)
  Inggit Shintya Ramadhanti      (13216525)
  Muhammad Reza Syahputra   (15216049)
  Septi Triyunianti                      (16216919)
KELAS 1EA31
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAGEMENT
Mata Kuliah  - Ilmu Budaya Dasar
Dosen – Bapak Ari


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul “Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Toyota”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.





Bekasi, Desember 2016

                                                                                                                Penyusun











DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISA
1.       

BAB IV PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran

DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Latar belakang dibuatnya makalah ini adalah kepemimpinan merupakan tema yang populer, yang tidak saja dibicarakan dan diteliti oleh para sarjana ilmu-ilmu sosial, ilmu perilaku, tapi yang dibicarakan pula oleh masyarakat pada umumnya. Meskipun telah banyak teori kepemimpinan yang dikembangkan, belum ada satu teori pun yang dirasakan paling sempurna.
Dalam kepemimpinan terdapat hubungan antar manusia yaitu hubungan mempengaruhi (dari pemimpin), dan hubungan kepatuhan-kepatuhan para pengikut atau bawahan karena dipengaruhi oleh kewibawaan pemimpin. Para pengikut terkena pengaruh kekuatan dari pemimpinya, dan bangkitlah secara spontan rasa ketaatan kepada pemimpin. Pemimpin ada dua yaitu pemimpin formal, yaitu orang yang oleh organisasi ditunjuk sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan denganya untuk mencapai sasaran organisasi. Pemimpin informal, yaitu orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal sebagai pemimpin; namun karena ia memiliki sejumlah kualitas unggul, dia mencapai kedudukan sebagai orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu kelompok atau masyarakat.
Budaya organisasi juga mencakup simbol (tindakan,rutinitas, percakapan, dan makna-makna yang dilekatkan orang pada simbol-simbol ini. Makna dan pemahaman budaya dicapai melalui interaksi yang terjadi antara karyawan dan pihak manajemen.
Dalam mencapai puncak kesuksesan suatu organisasi faktor kompetensi saja tidaklah cukup, terlebih lagi bila organisasi yang dimaksud adalah organisasi bisnis yang besar seperti perusahaan. Selain kompetensi  individu. Yang diperlukan adalah "kemampuan bekerja dalam Tim" secara efektif dengan memanfaatkan keahlian, kemampuan, dan pengetahuan yang dimiliki guna memperbaiki kelemahan dalam perusahaan.
Karena budaya organisasi yang akan dibahas pada penulisan ini adalah budaya organisasi pada perusahaan Toyota,  maka sebaiknya kita harus mempunyai pengetahuan dasar terlebih dahulu mengenai poin-poin penting dari budaya organisasi itu sendiri.



B.     Rumusan masalah
1.      Pengertian kepemimpinan
2.      Fungsi kepemimpinan dalam perusahaan toyota
3.      Pengertian budaya organisasi
4.      Fungsi budaya organisasi dalam perusahaan toyota

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan
2.      Untuk memahami fungsi kepemimpinan dalam perusahaan Toyota
3.      Untuk mengetahui pengertian budaya organisasi
4.      Untuk memahami budaya organisasi dalam perusahaan Toyota



BAB II
TINJAUAN PUSAKA
1.      Definisi kepemimpinan
Definisi tentang kepemimpinan bervariasi sebanyak orang yang mencoba mendefinisikan konsep kepemimpinan. Definisi kepemimpinan secara luas adalah meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Selain itu juga mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwa-peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran, memelihara hubungan kerja sama dan kerja kelompok, perolehan dukungan dan kerja sama dari orang-orang di luar kelompok atau organisasi.
Kepemimpinan dipahami dalam dua pengertian yaitu sebagai kekuatan untuk menggerakkan dan mempengaruhi orang. Kepemimpina hanyalah sebuah alat, sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara suka rela/ suka cita.
Kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok. Tiga implikasi penting yang terkandung dalam hal ini yaitu: (1) kepemimpinan itu melibatkan orang lain baik itu bawahan maupun pengikut, (2) kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota kelompok secara seimbang, (3) adanya kemampuan untuk menggunakan berbagai bentuk kekuasaan yang berbeda-beda untuk mempengaruhi tingkah laku pengikutnya dengan berbagai cara.
Dari berbagai pengertian di atas dapat saya simpulkan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi, mengarahkan, atau memberi contoh kepada pengikutnya untuk mencapai tujuan organisasi yang diharapkan.

2.      Fungsi Kepemimpinan dalam Organisasi
Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok/ organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu.
Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi seperti:
a)      Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin.
b)      Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok/ organisasi.
Secara operasional dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:
a.      Fungsi instruktif
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan di mana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif.
b.      Fungsi konsultatif
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan, yang mengharuskanya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan.
c.       Fungsi partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakanya.
d.      Fungsi delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat/ menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan.
e.       Fungsi pengendalian
Fungsi pengendalain bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses/ efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.


            





BAB III
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
PT. TOYOTA
 – 
 ASTRA MOTOR INDONESIA
PT Toyota-Astra Motor atau biasa disingkat dengan TAM merupakan Agen TunggalPemegang Merk (ATPM) Mobil Toyotadan Lexusdi Indonesia. TAM merupakan perusahaan
 joint venture
 antara PT. Astra International Tbkdengan persentase saham 51%dan Toyota Motor Corporation, Jepangdengan persentase saham 49 %.
I.

SEJARAH
PT Toyota-Astra Motor diresmikan pada tanggal 12 April 1971. Peranan TAM semulahanya sebagai importir kendaraan Toyota, namun setahun kemudian sudah berfungsi sebagaidistributor. Pada tanggal 31 Desember  1989, TAM melakukan
merger 
 bersama tiga perusahaanantara lain :

PT Multi Astra(pabrik perakitan, didirikan tahun 1973


PT Toyota Engine Indonesia( pabrik mesin, didirikan tahun 1982)Gabungan semuanya diberi nama PT Toyota-Astra Motor. Merger ini dilakukan gunamenyatukan langkah dan efisiensi dalam menjawab tuntutan akan kualitas serta menghadapiketatnya persaingan di dunia otomotif.Selama lebih dari 30 tahun, PT. Toyota-Astra Motor telah memainkan peranan pentingdalam pengembangan industri otomotif di Indonesiaserta membuka lapangan pekerjaan termasukdalam industri pendukungnya. PT. Toyota-Astra Motor telah memiliki pabrik produksiseperti
 stamping 
,
casting 
,
engine
 dan
assembly
 di area industri Sunter, Jakarta. Untukmeningkatkan kualitas produk dan kemampuan produksi, pada tahun 1998diresmikan pabrikdi Karawangyang menggunakan teknologi terbaru di Indone

Sejak tanggal 15 Juli 2003, TAM direstrukturisasi menjadi 2 perusahaan,yaitu :

PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesiadisingkat TMMIN yang merupakan perakit produk Toyota dan eksportir kendaraan dan suku cadang Toyota. Komposisi kepemilikansaham di perusahaan ini adalah Astra International 5 % dan TMC menjadi 95%

PT. Toyota-Astra Motor sebagai agen penjualan, importir dan distributor produk Toyotadi Indonesia. Komposisi kepemilikan saham di perusahaan ini adalah Astra International51 % sedangkan TMC 49%
II.

STRUKTUR KEPEMIMPINANPresiden Direktur
 : Johnny Darmawan Danusasmita
Wakil Presiden Direktur
 : Hideyuki Imai
Direktur Marketing
 : Rahmat Samulo dan Yuji Takarada
Direktur Finansial
 : Samuel Manasseh dan Tomoo Takekawa
III.

SISTEM PRODUKSI DAN PELAYANAN PT. TOYOTA
 – 
 ASTRA MOTORINDONESIA
Menurut James A.F. Stoner, Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasiyang telah ditetapkan sebelumnya.Manajemen yang diterapkan pada Toyota yaitu :

Toyota Production System (TPS)
Toyota production system merupakan pendekatan toyota dalam berproduksi denganmenggunakan lean manufacturing (perusahaan yang ramping). Definisi leanmanufacturing yaitu sebagai suatu proses yang terdiri dari lima langkah, yaitumendefinisikan nilai (value) bagi pelanggan, menetapkan value stream, membuat sistemtarik yang digerakkan oleh pelanggan, dan berusaha keras untuk mencapai yang terbaik.Lean manufacturing sendiri juga harus fokus terhadap proses yang ada. Adapun caradilakukan dengan menghilangkan pemborosan waktu dan sumber daya, membangunkualitas ke dalam sistem tempat kerja, menemukan alternatif yang murah tetapi handal
Suatu hari yang bersejarah beberapa tahun yang lalu, tepatnya Jum'at 5 Maret 2010. Adegan yang menggetarkan berlansung disebuah kantor pusat perusahaan mobil terbesar di jagad ini. Adalah Akio Toyoda, sang CEO, mengenakan jacket seragam Toyota berwarna abu-abu berdiri penuh wibawa didepan ribuan karyawannya. Di pabriknya, ratusan ribu karyawan Toyota ikut mendengarkan dengan serius wejangan dari sang CEO. Sesaat kemudian, terdengarlah sebuah kalimat penuh karisma,"Hari ini begitu indah, maka marilah kita songsong hari yang indah ini dengan semangat baru, optimisme baru serta rasa percaya diri yang besar dengan tetap membawa nilai-nilai Toyota yaitu nilai-nilai yang dikenal dengan kerendahan hati serta semangat kaizen (perbaikan terus menerus)...!Kita akan segera membuat permulaan baru untuk kejayaan perusahaan kita".Setelah itu, Akio Toyoda mengakhiri petuahnya. Acara tersebut menjadi semacam pencanangan sebuah semangat (spirit) bahwa Toyota tengah menuju awal yang baru dan natinya akan dicatat dalam sejarah dengan tinta emas. Dari pojok kampus termewah dan tercanggih dibelahan dunia sana, hingga kampus sederhana disebuah kota kecil disudut pelosok indonesia, paling tidak dapat belajar banyak dari memontum penting perjalanan Toyota tentang ilmu dan kepimipinan yang luar biasa yang dipertontonkan. Meski memunginkan masih harus diuji oleh waktu, tindakan kepimimpinan Toyoda yang memompa semangat karyawan Toyota untuk tetap selalu bekerja prima dalam keadaan apapun termasuk situasi serius yang lagi melanda Toyota saat itu, sangat berpengaruh besar pada peningkatan yang istimewah menyangkut kinerja perusahaan Toyota dimasa-masa mendatang. Dengan itu Toyota akan menjadi produsen nomor  wahid di dunia. Apa yang dilakukan oleh Akio Toyoda saat itu merupakan bagian "roadshow" yang memang dijalankannya paska "tragedi" penarikan jutaan mobil Toyota karena persoalan pedal gas dan rem kenderaan Totoya yang dipasarkan saat itu. Langkah awal yang sederhana, namun menyentak kasadaran para pemimpin bisnis dunia adalah apa yang dilakukan Toyoda tidak lain adalah  "memintah maaf kepada pelanggan Toyota di Jepang". Tidak hanya di Jepang saja, Akio Toyoda lalu ia bergerak lebih jauh dengan mengunjungi Amerika yang juga mengalami persoloan yang sama tentang ditemukannya kecatatan sebagaimana yang disebutkan diatas. Benar, dihadapan senat Amerika yang terkenal galak, angkuh, tidak mau diajak kompromi bahkan terkadang menyebalkan, Toyoda sama sekali tidak menunjukan sikap defensif yang cenderung membeladiri atau berkelit dari persolana yang sedang dihadapi.  Cecaran anggota senat Amerika yang mempersoalkan kasalahan pada pedal gas dan rem yang menyebabkan puluhan pengendara Toyota di Amerika mengalami kecelakaan, tidak didebat begitu saja oleh Toyoda. Ia hanya memintah maaf dengan tulus dan menjamin bahwa semua kerugian akibat kesalahan tersebut akan ditanggung oleh Toyota. Sungguh suatu sikap yang telah menunjukan tanggung jawab penuh demi menjaga nama besar Toyota. Demikian pula ketika berkunjung ke China, pangsa pasar Toyota dengan pertumbuhan paling besar didunia. Ketika tiba di China, Akio Toyoda membungkukan badan khas Jepang sebagai tanda penghormatan  istimewah terhadp rakyat China. Persis seperti di Amerika, di China, Akio Toyoda tidak membela diri. Semua kelalaian di akui dengan jiwa besar dan kerendahan hati. Tanpa merasa rendah diri, Akio Toyoda memintah maaf dan berjanji akan memperbaiki kelalaian itu di bawah tanggungan organisasi bisnis yang dipimpinnya. Apa yang terjadi ketika Akio Toyoda meminta maaf  atas kecatatan produk Toyota saat itu.....? Apresiasi luar biasa dari para pelanggannya di seluruh dunia. Di Amerika selama bulan Februari 2010 saat itu, penjualan Toyota tetap menduduki puncak tangga walaupun terjadi penurunan 9 persen. Hal ini jauh dibawah penurunan 50 persen seperti diramalkan para pengamat. Sementara itu produk bermerk Toyota "Prius" yang bermasalah pada pedal rem tetap menjadi pilihan utama mobil jenis hibrida. Mutiara di balik sikap Akio Toyoda Perilaku kepemimpinan Akio Toyoda sesungguhnya merupakan peneguhan dari sekian banyak penelitian yang dilakukan dua profesor tersohor Kouzes dan Posner tentang kredibilitas seorang pemimpin. Setelah melakukan penelitian tahun 1987 dan selalu mengalami penyempurnaan dari waktu ke waktu, "KEJUJURAN" senantiasa menjadi pilihan utama para responden. Kejujuran (trust) tersebut tak lain adalah nilai kepemimpina (leadership value). Pilihan selanjutnya diikuti oleh ciri-ciri berpikiran kedepan (visioner), inspiring, kompeten dan bertindak adil. Bagi responden, kejujuran mutlak dijadikan nilai utama pemimpin. Oleh Kouzes dan Posner, kejujuran (trust) merupakan fondasi yang paling mendasar bagi pemimpin untuk membangun kredibilitasnya sehingga semakin kokoh kejujuran pemimpin dimata konstituen, pengikut, atau anggota organisasi yang dipimpinnya. Sebagai pewaris ke tiga dinasti pemilik Toyota, kemampuan Akio Toyoda, yang masih cucu pendiri Toyota Sakachi Toyoda otu, pada awalnya sangat diragukan. Apalagi dalam perjalanan waktu paska Sakichi Toyoda lengser dari CEO, semua pengganti Sakichi Toyoda adalah para profesional yang berasal dari luar dinasti kelurga pendiri Toyota. Namun dalam waktu singkat Akio Toyoda mampu menepis keraguan tersebut. Ditangan akio Toyoda,  Toyota berhasil menaklukan General Motor (GM) sebagai produsen nomor satu dunia. Ketika Toyota mengalami krisis terbesar dalam sejarahnya pada awal tahun 2010 saat itu, lewat kesalahan produksi jutaan mobil, publik  kemudian menanti strategi apa yang akan dilakukan oleh Akio Toyoda terlebih lagi kesalahan produk tersebut sebagian besar terjadi di Amerika, dimana pemerintah Amerika memiliki kartu truf untuk menjinakan kejayaan toyota di Amerika saat itu. Senat Amerika memiliki posisi tawar tinggi untuk menggebuk Toyota di negaranya. Dalam menghadapi situasasi seperti itu, ternyata Akio Toyoda cukup menggunakan strategi kepemimpinan paling kuno namun tetap abadi sepanjang jaman yaitu "KEJUJURAN". Akio Toyoda tidak merasa perlu menyewah konsultan PR terbaik di dunia untuk mengabarkan kepada dunia bahwa kesalahan ini hanya masalah tehnik belaka, dan bukan karena kecerobohan dalam proses produksi,. Akio Toyoda juga tidak menggunakan pengacara kaliber dunia untuk mendapinginya, tatkala harus berhadapan dengan senat Amerika. Akio Toyodapun tidak menggunakan strategi manajemen paling kontemporer tentang manajemen krisis. Semua menjadi lenyap tatkala Toyoda memepertontonkan "mantra" kepemimpinan yang dahsyat yakni "KERENDAHAN HATI dan KEJUJURAN" yang diaktualisasikannya sedemikian sempurna. Saat ini, kajian manajemen paling populer terkait cara mengelola perusahaan paling efektif, tak lain tak bukan adalah "Toyota Way" yang dikenal juga sebagai "Toyota Production System". Ada pedoman-pedoman ampuh dalam Toyota Way dan Akio Toyoda memberikan pelajaran jelas tentang berbagai pedoman ampuh bahwa dalam Toyota Way itu hanya bisa dilakukan apabila mendapat dasar kokoh yang bernama "KEJUJURAN" para pemimpin. Tidak perduli pada level apa pemimpin tersebut berkarya. Pelajaran kepemimpinan (dan bahkan kehidupan) dari seorang Akio Toyoda itu sayangnya, sekaligus celakanya, sangat langkah ditemui di negeri indah tercinta yang disebut Indonesia ini. Salah satu kebutuhan terbesar bangsa ini adalah nilai kejujuran yang wajib melekat pada diri para pemimpin. Itu sebabnya kita sulit menjadi bangsa yang sunguh sunguh besar. kalaupun kita menyebut diri besar, itu sekedar slogan. Nilai kejujuran menjadi salah satu barang paling langkah di Indonesia. (Reference : Culture Based Leadership)


Dasar Budaya Perusahaan Toyota
Dalam Bahasa Jepang tsukuri (berarti membuat atau bertumbuh) juga mendeskripsikan bagaimana Toyota mendukung karyawan untuk menjadikan ide dan mentransformasikannya di dalam perusahaan guna menghadapi perubahan di dalam lingkungan bisnis.Penekanan dalam mengubah pengetahuan tacit perorangan menjadi milik perusahaan senantiasa menekankan kepada hubungan antar manusia.


Budaya perusahaan Toyota atau lebih dikenal sebagai Toyota Way diciptakan berdasar pada basis SDM dimana perusahaan mempercayai bahwa Toyota terdiri dari orang (Hito dalam bahasa Jepang), dan membangun kemampuan manusia/ SDM (Hito-tsukuri) melalui pelatihan,coaching dan mentoring sebagai tanggung jawab utama di dalam perusahaan.


Toyota Way dibentuk oleh dua pilar utama dan pilar tersebut menciptakan lima nilai yang dapat menumbuhkan budaya perusahaan (corporate culture) yaitu:


Pilar Pertama yaitu peningkatan berkelanjutan (continuous improvement) yaitu memiliki keinginan untuk terus meningkatkan bisnis melalui penciptaan ide-ide dan upaya yang terbaik untuk menghasilkangood products and services quality.yang direpresentasikan dalamtiga nilai yaituchallenge(tantangan) artinya membuat suatu keputusan manajemen dalam berbisnis berdasarkan filosofi jangka panjang,kaizen yaitu pembelajaran organisasi secara terus menerus dengan melihat masa depan, dangenchi genbutsu.yaitu melihat realita yang ada di depan mata agar lebih memahami situasi dengan benar.


Pilar kedua, adalah respect for people (rasa hormat terhadap orang lain) yang menekankan bahwa memilikirespect kepada sesama merupakan hal penting dalam bisnis karena kesuksesan dari sebuah bisnis diciptakan dari usaha individu danteamwork yang baik.Respect for people menumbuhkandua nilaiyaiturespect danteamwork. Dalam pemaparan tentang Toyota Way beliau pun menjelaskan 4P model Toyota Way yang menjadi dasar dariToyota Production System(TPS) yang dipraktikkan di pabrik-pabrik Toyota di seluruh dunia, yaituPhilosopy,Process, People/PartnersdanProblem Solving.

Pandangan seorang pemimpin Toyota terhadap Toyota Production System, yaitu sistem manajemen operasi untuk mencapai sasaran yaitu kualitas terbaik, biaya terendah, dan lead time terpendek dengan cara mendorong orang menuju ke sasaran. Dengan kata lain pihak manajemen berusaha melakukan kegiatan produksi yang efisien dan efektif dalam penggunaan sumber daya alam dan manusia nya.


Pemimpin yang dikembangkan adalah pemimpin dari bagian perusahaan juga, yang sudah lama dan mengerti benar sejarah dan budaya dari Toyota ini dari hari ke hari. Hal ini agar dapat menghilangkan konsep ketidakseimbangan ditempat kerja pada bagian eksekutif. Dengan demikian, posisi pihak wewenang peerusahaan menjadi cukup stabil.


Seorang pemimpin harus memberikan dampak yang luar biasa pada sebuah perusahaan. Bagaimana caranya seorang pemimpin bisa membawa budaya perubahan yang luar biasa untuk menyembuhkan atau memulihkan sebuah perusahaan yang sedang sakit. Oleh karena itu tanggung jawab pemimpin disini sangatlah tinggi.


Seorang pemimpin harus mempunyai elemen kritis dan budaya dari Genchi Genbutsu yang artinya memahami secara mendalam situasi sebenarnya secara detail dan para pemimpin harus menunjukkan kemampuan dan mengerti bagaimana pekerjaan diselesaikan di tingkat lantai pabrik Toyota. Jadi, tidak hanya sekedar membaca situasi. Melainkan memahami setiap permasalahan yang anda dan segera menanganinya dengan solusi-solusi yang tidak merugikan.


Selain itu, ajaran tentang kepemimpinan penting lainnya dari Toyota Way adalah upaya yang dilakukan untuk mendukung budaya yang menciptakan lingkungan organisasi pembelajar. Dengan istilah Deming, Toyota menggunakan ”kepatuhan pada tujuan” diseluruh elemen organisasi yang memberi dasar bagi kepemimpinan yang konsisten dan positif serta lingkungan untuk belajar. Dapat dikatakan kekurangan-kekurangan yang ada dala perusahaan adalah suatu metode pembelajaran untuk melakukan perbaikan yang lebih baik.

Penerapan Genchi Genbutsu dapat dengan mudah diikuti pada lantai produksi, hal ini juga berlaku pada eksekutif dan manajer yang harus melihat langsung, dan memahami benar situasi sebenarnya di tingkat pengerjaan. Inti utama dari filosofi Toyota adalah bahwa budaya harus mendukung orang dalam pekerjaannya.


Manajemen harus memperlihatkan komitmennya pada kualitas tiap hari. Budaya yang ingin diciptakan adalah mendahulukan kualitas dan mendahulukan keselamatan kerja. Pada intinya, budaya yang ingin dibangun adalah kembangkan pemimpin yang benar-benar memahami pekerjaannya, menjiwai filosofi, dan mengajarkannya kepada orang lain.


Toyota Way melibatkan pembelajaran organisasi dari kesalahannya, menentukan akar penyebab dari permasalahan, menyediakan tindakan penanggulangan yang efektif, memberdayakan karyawan untuk mengimplementasikan tindakan tersebut, dan mempunyai proses untuk mentransfer pengetahuan baru kepada orang yang tepat. Prinsip yang utama adalah bagaimana mengidentifikasi akar penyebab masalah dan mengembangkan tindakan penanggulangan.


Toyota Way menjadi suatu organisasi pembelajar melalui refleksi diri tanpa kompromi (hansei) dan peningkatan berkesinambungan (kaizen). Kaizen, pada intinya merupakan sebuah pembelajaran sikap dan pola pikir dari semua pemimpin dan karyawan, sebuah sikap dari refleksi diri sendiri bahkan kritik pada diri sendiri, sebuah keinginan yang membara untuk berkembang.


Sedangkan Hansei, yang berarti refleksi diri, tanggung jawab, dan pembelajaran organisasi. Dengan toyota mempunyai budaya terus berefleksi diri, maka Toyota akan mempunyai kesempatan untuk melihatnya tumbuh dan berkembang dalam cara baru. Jika seseorang mengakui telah melakukan kesalahan, mereka akan belajar dari kesalahan itu.


Perbedaan yang lain dapat dilihat dari budaya hansei (refleksi diri), yaitu untuk jujur mengakui kesalahan/kelemahan dan memperbaiki kelemahan. Para pekerja di Indonesia alangkah baiknya apabila lebih banyak membahas kelemahan dari pada keberhasilan, sehingga dapat dijadikan sebagai proses belajar untuk perbaiki diri dengan tujuan peningkatan yang lebih baik dan berkesinambungan.


Para pekerja di Jepang juga merupakan seseorang yang Hard-working dan pantang menyerah. Disitu pula terdapat perbedaan dengan para pekerja di Indonesia yang bekerja untuk uang, sehingga kurang memperhatikan kualitas.


Setelah melihat profil buadaya organisasi perusahaan Toyota, sudah tentu terlintas dalam pikiran kita perbandingan antara perusahaan jepang dan perusahaan Indonesia dalam hal budaya organisasinya.


Untuk Jepang, pada dasarnya tiap pemimpin seharusnya dipilih berdasarkan kemampuan dan memahami pekerjaan yang akan dipimpinnya, tetapi di Indonesia kurang sifat mengajarkan kepada para bawahannya. Seperti salah satu budaya genchi genbutsu, tidak semua pegawai akan melihat masalah secara detail dan menyeluruh.


Masih banyak karyawan yang mempunyai komitmen yang kurang terhadap perusahaan dan cenderung ”cuek” dan tidak terlalu peduli terhadap profit perusahaan, karena kebanyakan pekerja di Indonesia bekerja hanya untuk uang. Dimana ada uang lebih, disitulah para pekerja akan bekerja lebih giat. Dimana ada iming-imingan uang, disitulah para pekerja akan berebut untuk menjadi posisi yang paling tinggi demi mendapatkan uang yang lebih banyak.

Selain itu, di jepang sangatlah menjunjung tinggi dua prioritas, yaitu mendahulukan kualitas dan mendahulukan keselamatan kerja. Budaya prioritas kualitas dan keselamatan kerja inilah yang dijunjung tinggi oleh perusahaan di Jepang.


Sedikit berbeda dengan di Indonesia, hanya faktor kualitas saja yang jauh lebih diutamakan, sedangkan masalah keselamatan dan kesehatan kerja kurang diperhatikan. Hal ini dapat dilihat dengan belum optimalnya pemakaian Alat Pelindung Diri pada para operator dan pekerja, yang dapat disebabkan pemberian pengetahuan oleh perusahaan pada pekerja juga sangat kurang, sehingga banyak pekerja yang ”menyepelekan” penggunaan alat-alat keselamatan kerja.


Sesuai dengan poin-poin yang dinyatakan S.P Robbin diatas , perusahaan Toyota memiliki kriteria seperti : antar anggota organisasi loyal kepada organisasi, pedoman bertingkah laku bagi orang-orang di dalam perusahaan digariskan dengan jelas, dimengerti, dipatuhi dan dilaksanakan oleh orang-orang di dalam perusahaan sehingga orang-orang yang bekerja menjadi sangat kohesif, nilai-nilai yang dianut organisasi tidak hanya berhenti pada slogan, tetapi dihayati dan dinyatakan dalam tingkah laku sehari-hari secara konsisten oleh orang-orang yang bekerja dalam perusahaan.




BAB IV
PENUTUP


A.    Kesimpulan

Organisasi yang bertahan di masa depan adalah perusahaan yang memiliki budaya organisasi kuat. Menjunjung tinggi dua prioritas, yaitu mendahulukan kualitas dan mendahulukan keselamatan kerja akan mendorong loyalitas antara karyawan dan pihak manajemen.

     Perlu diciptakannya budaya organisasi yang dapat memberikan pengaruh besar terhadap kegiatan perusahaan. Hal ini memerlukan peran penting pemimpin dalam mengelola kepuasan karyawan terhadap kinerja perusahaan. Diperlukan penanaman sifat karyawan yang menyatu dengan perusahaan, bahwasa nya tujuan perusahaan adalah tujuan anggotanya juga.

       Hal ini menjadi poin yang lebih unggul setelah kompetensi yang dimiliki masing-masing individu tercapai. Organisasi akan mengalami perubahan bentuk, namun secara keseluruhan pasti akan berciri sama. Tidak diragukan, organisasi akan cenderung memiliki model lebih adaptif atau hidup dibandingkan sebelumnya, yang diadopsi untuk tujuan tertentu.

B.     Saran
Menggantikan budaya lama dengan yang baru jika itu memang lebih baik terhadap kegiatan perusahaan. Meskipun untuk mengubah buadaya yang ada cukup sulit, namun hal tersebut dapat ditempuh dengan cara perlahan dan tidak harus mengubah buadaya yang ada secara keseluruhan melainkan memperbaiki pada bagian-bagian yang diperlukan saja. Hal ini berkenaan dengan proses pembudayaan yang memakan waktu yang cukup lama dalam pembentukannya.

Langkah-Langkah Kegiatan Untuk memperkuat Budaya Organisasi suatu perusahaan diperlukan poin-poin sebagai berikut :
1. Memantapkan nilai-nilai dasar budaya organisasi
2. Melakukan pembinaan terhadap anggota organisasi
3. Memberikan contoh atau teladan
4. Membuat acara-acara rutinitas
5. Memberikan penilaian dan penghargaan
6. Tanggap terhadap masalah eksternal dan internal
7. Koordinasi dan kontrol

DAFTAR PUSTAKA
Robbins, S. 1996. Perilaku Organisasi– Kontroversi– Aplikasi. Jilid II. Edisi
http://www.toyota.co.id/company/about/profile/